Pengajian di masjid adalah wadah utama bagi umat Islam untuk memperdalam pemahaman agama dan memperkuat nilai-nilai spiritual. Di Masjid Nurul Hidayah, ada pengajian rutin yang sangat dinantikan jamaah, yaitu kajian Kitab Al-Hikam yang disampaikan oleh Ustadz H. Ali Maksum, S.Pd.I. Pengajian ini berlangsung setiap Rabu keempat ba’da Isya’ dan mengupas nasihat-nasihat hikmah yang mendalam dari kitab tasawuf klasik ini.
Mengenal Ustadz H. Ali Maksum, S.Pd.I
Ustadz H. Ali Maksum, S.Pd.I dikenal sebagai seorang ustadz yang memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat. Selain memahami ilmu fiqh, beliau memiliki wawasan mendalam dalam ilmu tasawuf yang menjadikan beliau sosok yang disegani di kalangan jamaah. Sosoknya yang lembut dan penuh hikmah dalam menyampaikan materi membuat banyak jamaah merasa nyaman dalam mendalami ajaran agama yang lebih mendalam, khususnya yang terkait dengan ilmu tasawuf.
Kitab Al-Hikam: Menyibak Hikmah dalam Tasawuf
Kitab Al-Hikam adalah karya monumental dari Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, seorang ulama sufi dari abad ke-13 yang sangat terkenal dalam bidang tasawuf. Kitab ini berisi kumpulan hikmah atau nasihat yang menjelaskan berbagai aspek kehidupan spiritual dalam Islam, seperti mengendalikan hawa nafsu, menggapai ridha Allah, memperkuat tawakkal, dan ikhlas dalam beramal.
Al-Hikam bukan sekadar kumpulan kata-kata bijak, tetapi juga sarana bagi seorang Muslim untuk memperbaiki diri, menyelami tujuan hidup, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Di tengah masyarakat modern yang penuh dengan distraksi dan godaan material, Al-Hikam adalah panduan spiritual yang relevan bagi umat Islam untuk menemukan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Pengajian Rutin Rabu ke-4: Struktur dan Pembahasan
Pengajian ini dimulai setiap Rabu keempat ba’da Isya’ di Masjid Nurul Hidayah. Dalam setiap pertemuan, Ustadz Ali Maksum memilih satu atau beberapa hikmah dari Kitab Al-Hikam untuk dibahas. Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana pengajian ini biasanya berlangsung:
1. Pembukaan: Mengingatkan Niat dan Pentingnya Ilmu Tasawuf
Ustadz Ali Maksum sering mengingatkan jamaah untuk meluruskan niat sebelum memulai pengajian. Menurut beliau, niat yang benar adalah pondasi penting dalam menuntut ilmu. Beliau menjelaskan bahwa ilmu tasawuf, yang menjadi inti dari Kitab Al-Hikam, bukan hanya ilmu tentang teori tetapi juga tentang mempraktikkan adab dan mendekatkan diri kepada Allah.
2. Pendahuluan Kitab Al-Hikam: Mengenal Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari
Untuk memahami kedalaman pesan-pesan dalam Al-Hikam, Ustadz Ali Maksum mengajak jamaah untuk mengenal latar belakang penulisnya, yaitu Syekh Ibnu Atha’illah. Syekh Ibnu Atha’illah adalah seorang ulama sufi dari madzhab Maliki yang dikenal dengan kedalaman ilmu spiritualnya. Beliau adalah murid dari Imam Abu Abbas al-Mursi, yang merupakan murid dari Syekh Abu Hasan asy-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyah. Mengenal latar belakang penulis memberikan konteks yang memperdalam pemahaman jamaah terhadap setiap hikmah yang disampaikan dalam kitab ini.
3. Pembahasan Hikmah Pertama: Menghadapi Kehidupan dengan Ketawakkalan
Dalam hikmah-hikmah awal, Syekh Ibnu Atha’illah mengajarkan pentingnya tawakkal atau bergantung kepada Allah. Ustadz Ali Maksum sering mengupas makna tawakkal ini dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, mengajak jamaah untuk menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah sarana untuk mencapai ridha Allah.
Beliau menjelaskan bahwa tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah melakukan ikhtiar. Dengan ketawakkalan, seorang Muslim akan lebih tenang dan tidak mudah terguncang oleh cobaan hidup. Dalam sesi ini, jamaah diajak untuk merefleksikan peran tawakkal dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Menaklukkan Hawa Nafsu: Hikmah tentang Pengendalian Diri
Syekh Ibnu Atha’illah banyak membahas pentingnya mengendalikan hawa nafsu. Dalam pengajian ini, Ustadz Ali Maksum menekankan bahwa hawa nafsu adalah musuh terbesar manusia dalam menjalani kehidupan spiritual. Beliau mengajak jamaah untuk melihat ke dalam diri dan mengidentifikasi godaan-godaan yang sering mengganggu kedekatan seseorang dengan Allah.
Menurut Ustadz Ali Maksum, hawa nafsu tidak dapat dihilangkan tetapi bisa dikendalikan. Dengan latihan dan pembiasaan yang baik, seseorang dapat menaklukkan hawa nafsunya sehingga tidak tergoda untuk berbuat dosa atau melakukan hal-hal yang mendekatkannya pada maksiat.
5. Membina Keikhlasan: Hikmah tentang Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas adalah salah satu tema utama dalam Kitab Al-Hikam. Ustadz Ali Maksum menjelaskan bahwa keikhlasan adalah kunci utama dalam beribadah. Tanpa keikhlasan, ibadah seseorang hanya akan menjadi aktivitas fisik yang hampa makna. Beliau sering mengingatkan jamaah untuk selalu memperbarui niat mereka agar ibadah yang dilakukan benar-benar untuk Allah semata.
Di sesi ini, Ustadz Ali Maksum juga menekankan pentingnya menghindari sifat riya’ atau pamer dalam beramal. Beliau mengajak jamaah untuk beramal secara tersembunyi sebagai salah satu cara untuk melatih keikhlasan.
6. Melatih Kesabaran: Hikmah tentang Sabar dalam Menghadapi Ujian
Kitab Al-Hikam mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini tidak lepas dari berbagai cobaan. Ustadz Ali Maksum menjelaskan bahwa sabar adalah salah satu karakter utama yang harus dimiliki setiap Muslim. Dalam pandangan beliau, sabar bukan hanya berarti menahan diri dari keluh kesah, tetapi juga menerima setiap ketentuan Allah dengan lapang dada.
Beliau sering mengingatkan jamaah bahwa setiap ujian yang datang adalah bentuk kasih sayang Allah dan sarana untuk meningkatkan derajat keimanan seorang hamba. Di sini, jamaah diajak untuk melihat ujian sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
7. Hikmah tentang Kedekatan kepada Allah dan Meninggalkan Kecintaan Dunia
Salah satu hikmah penting yang sering dibahas adalah mengenai kedekatan kepada Allah dan pentingnya mengurangi kecintaan terhadap dunia. Ustadz Ali Maksum menegaskan bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Beliau mengajak jamaah untuk memusatkan perhatian kepada Allah dan menjadikan ridha-Nya sebagai tujuan utama dalam hidup.
Menurut beliau, kecintaan terhadap dunia sering kali membuat seseorang lupa tujuan hidupnya yang sebenarnya. Oleh karena itu, Ustadz Ali Maksum mengajak jamaah untuk menjaga hati agar tidak terlalu terpaut pada dunia dan lebih banyak berfokus pada akhirat.
Menghidupkan Nilai Tasawuf di Tengah Masyarakat
Pengajian Kitab Al-Hikam di Masjid Nurul Hidayah ini bukan hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat bagi jamaah untuk meresapi nilai-nilai tasawuf dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ustadz Ali Maksum tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memberikan dorongan kepada jamaah untuk menerapkan ilmu yang didapat. Beberapa manfaat yang dirasakan jamaah dari pengajian ini antara lain:
- Memperkuat Keimanan dan Ketakwaan: Melalui hikmah-hikmah Al-Hikam, jamaah semakin menyadari pentingnya keimanan dan ketakwaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
- Menjaga Hati agar Tetap Bersih: Hikmah-hikmah dalam Al-Hikam banyak membahas tentang pentingnya menjaga hati dari sifat-sifat negatif seperti riya’, iri, dengki, dan cinta dunia yang berlebihan.
- Meningkatkan Rasa Syukur: Pengajian ini mengajarkan jamaah untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Mereka diajak untuk menyadari bahwa setiap nikmat dan cobaan adalah bentuk kasih sayang Allah.
- Meningkatkan Kesabaran dan Tawakkal: Jamaah diajak untuk bersabar dalam setiap cobaan hidup dan menyerahkan hasil dari setiap usaha kepada Allah. Dengan ini, mereka dapat menghadapi kehidupan dengan hati yang lebih tenang.
- Mempererat Silaturahmi: Pengajian rutin ini juga menjadi ajang untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di kalangan jamaah. Mereka bisa sal
ing berbagi pengalaman, bertukar nasihat, dan saling mendukung dalam menjalani kehidupan.
Kesimpulan
Pengajian rutin yang disampaikan oleh Ustadz H. Ali Maksum, S.Pd.I di Masjid Nurul Hidayah setiap Rabu keempat ba’da Isya’ merupakan sarana yang sangat bermanfaat bagi jamaah dalam memperdalam nilai-nilai tasawuf yang diajarkan dalam Kitab Al-Hikam. Kitab ini tidak hanya membahas tentang ilmu teoritis tetapi juga membimbing setiap individu untuk lebih dekat kepada Allah dan menjaga hati dari godaan dunia yang fana.
Melalui pengajian ini, jamaah dapat mengambil hikmah dari setiap nasihat yang disampaikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghidupkan nilai-nilai tasawuf, jamaah diharapkan menjadi pribadi yang lebih sabar, ikhlas, tawakkal, dan selalu berorientasi pada ridha Allah dalam setiap langkah hidup mereka. Pengajian ini bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat bagi jamaah untuk saling menguatkan dalam menjalani perjalanan spiritual menuju kedekatan dengan Sang Pencipta.